I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pembibitan dan perbanyakan
tumbuhan
Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.
1. Perbanyakan secara generatif:
1. Penyerbukan benang sari.
2. Biji.
2. Perbanyakan secara vegetatif :
1. Alami
2. Buatan
Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.
1. Perbanyakan secara generatif:
1. Penyerbukan benang sari.
2. Biji.
2. Perbanyakan secara vegetatif :
1. Alami
2. Buatan
a. pengertian mencangkok
mencangkok adalah suatu perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan menggunakan bagian dari tanaman tujuan mencangkok yaitu Untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat sama dengan induknya misalnya rasa buah besar ketahanan terhadap hama penyakit dan lain-lain. Untuk melakukan cangkokan ini kita gunakan apiabila tanaman tersebut tidak dapat diperbanyak dengan cara pembiakan tanaman lainnya misalnya :dengan stek,prinsip ini juga dilakukan dengan menyahat sekililing dahan atau ranting dengan menggunakan pisau.
mencangkok adalah suatu perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan menggunakan bagian dari tanaman tujuan mencangkok yaitu Untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat sama dengan induknya misalnya rasa buah besar ketahanan terhadap hama penyakit dan lain-lain. Untuk melakukan cangkokan ini kita gunakan apiabila tanaman tersebut tidak dapat diperbanyak dengan cara pembiakan tanaman lainnya misalnya :dengan stek,prinsip ini juga dilakukan dengan menyahat sekililing dahan atau ranting dengan menggunakan pisau.
Pembiakan
secara tak kawin atau aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif, dimana
terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan – jaringan dan bagian –
bagian lain. Pada sebagian tanaman, pembiakan vegetatif merupakan proses
alamiah yang sempurna atau merupakan suatu proses buatan manusia. Perbanyakan
secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan
bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan
akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya.
Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut
agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, daun,
sekaligus.
Pembanyakan
secara vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: stek atau cutting,
okulasi, penyambungan, dan cangkok. Perbanyakan stek tidak memerlukan teknis
yang rumit yang dimana dalam perbanyaka tanaman stek ini mempunyai keunggulan
yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan
tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya
sama dengan induknya.
Penyetekan
merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian dari tanaman
seperti; akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian – bagian tanaman
tersebut menghasilkan tanaman baru. Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan
pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang, namun pada beberapa tanaman
seperti Asparagus dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan Pemberikan zat
pengatur tumbuh (ZPT) pada bahan stek. dapat mendorong pertumbuhan akar. Dalam
pemberian ZPT yang dipergunakan untuk meransang pembentukan akar, perlu
memperhatikan konsentrasi yang digunakan. Sebagai contohnya adalah pada tanaman
lada, stek cabang buah memiliki persentase stek tumbuh yang rendah dan waktu
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan stek relatif lebih lama. Cara pemberian
ZPT pada stek juga sangat beragam, sebagai contohnya yang dilakukan pada stek
melati (Jasminum multiflorum dan Jasminum sambat) yang bahan stek
berupa ujung cabang, kita dapat merendam bahan stek dalam larutan 2000 ppm Asam
Indol Butirat (IBA) selama 24 jam, cara ini mampu meningkatkan tumbuhnya stek,
memacu pertumbuhan akar dan tunas tajuk. Selain direndam ada juga yang dicelupkan
selama beberapa detik, umumnya konsentrasi zat pengatur tumbuh yang
dipergunakan lebih tinggi daripada cara rendam Pada kondisi
tertentu zat pengatur tumbuh buatan sangat sulit didapat, sebagai penggantinya
kita dapat menggunakan beberapa hormon tumbuh yang terdapat di dalam kencing
sapi. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Suparman, Sunaryo dan Sumarko
(1990) didapat bahwa sapi dalam 5 detik memiliki daya ransang akar yang sama
dengan 2000 ppm IBA pada stek sulur panjat lada. Tetapi bila dilakukan pada
bahan stek yang berasal dari cabang buah, perlakuan tersebut belum cukup untuk
meransang pertumbuhan stek yang baik.
1.2.Tujuan
1. Memahami
mencangkok dan stek
2. Mahasiswa
mampu memperbanyak bibit atau tanaman dengan mempergunakan teknik stek dan cangkok
3. Untuk
melihat perkembangan dan pertumbuhan tanaman dengan menggunakan metode stek
yang dilakukan dengan berbagai perlakuan (tanpa ZPT, menggunakan Rhotoon F,
menggunakan Auksin dan Giberelin
II.
METODE PRAKTIKUM
2.1.Waktu
dan Tempat
Praktikum
biologi dilaksanakan pada hari jum’at pada tanggal 29 April 2011 pada pukul
14.00 sampai dengan 17.00. bertempat di kebun Dosen Politeknik Industri tanah
Laut.
2.2.Alat
dan Bahan
A. Cangkok
1. Sabut
2. Plastik
3. Tanah
4. Tali
5. Pisau
B. Stek
Bahan:
- Stok tanaman (mawar, euporbia)
- ZPT (Auksin dan Giberelin)
- Tanah sekam
Alat:
- Polibag/ aqua gelas
- Kantong plastik
- Gunting stek
- Alat persiapan media tanam
2.3.Prosedur
kerja
a. Mencangkok
1. Pilih cabang atau ranting yang
tidak terlalu tua ataupun terlalu
muda.
2. Kuliti hingga bersih cabang atau
ranting tersebut sepanjang
5-10 cm.
3. Kerat kambiumnya hingga bersih, dan
angin-anginkan selama 15 menit
4. Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Ikat
pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila
menggunakan plastik,
lubangi plastiknya terlebih dahulu.
5. Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari.
6. Setelah banyak akar yang tumbuh,
potong cabang atau ranting
tersebut, dan tanamlah di dalam tanah
7. Lakukan
sekali lagi pada ranting lain , tetapi langkah 3 diubah, tidak perlu ditunggu
15 menit, tapi langsung dibungkus.
b. Stek
Persiapkan
tanaman yang akan distek, dan siapkan 4 buah media tanam yang diisi dengan
tanah sekam sampai penuh. Tanaman yang distek dipotong sesuai dengan tanaman
itu sendiri. Kemudian direndam kedalam ZPT yaitu 2 tanaman diberikan auksin dan
2 lagi tanaman diberikan giberelin yang perendamannya dilakukan selama 5 menit,
setelah 5 menit tanaman tersebut di tanam kedalam media yang telah disediakan
kemudian disungkup dengan plastik dan ditempatkan ditempat yang sejuk dan
dilakukan pemeliharaan dengan dilakukan penyiraman dan dilihat pertumbuhan
tanaman tersebut.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Cangkok
Ada
kalanya, dipilih cara mencangkok apabila pohon yang akan dicangkok tidak dapat diperbanyak
dengan pembiakan vegetative lainnya
yang lebih mudah, misalnya dengan stek. Jenis-jenis tanaman yang biasa dicangkok
adalah pohon buah-buahan misalnya mangga,
beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis
jambu (jambu biji, jambu air dan jambu
monyet), delima, belimbing manis, lengkeng dan sebagainya. Selain tanaman buah-buahan,
beberapa tanaman hias juga bisa
dicangkok misalnya: bunga sakura,
kemuning, soka, musa indah, bougenvil,
cemara dan sebagainya. Tanaman
yang tersebut di atas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang sulit
di cangkok, namun
karena telah ditemukan caranya,
akhirnya mampu juga mengeluarkan
akarnya setelah dicangkok. Sebagai misalnya adalah cemara atau tanaman berdaun
lainnya. Tanaman tak berkayu pun
berhasil dicangkok. Tentu saja
dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh
kjuga berhasil “dicangkok” dengan cara menampung tunas anakannya yang tumbuh.
Cara pembiakan dengan cara mencangkok
dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman
baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap
hama dan penyakit, rasa buah (khususnya
untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias) dan sebagainya.
Karena seperti yang kita ketehui bahwa
hasil cangkokan bisa
dikatakan hampir seratus persen menyerupai
sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan sifat biasanya disebabkan oleh mutasi
gen. Walaupun banyak
keunggulannya, namun teknik perbanyakan dengan
mencangkok ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Sebenarunya mencangkok dapat
dilakukan baik pada musim kemarau
maupun musim hujan. Bila mencangkok pada musim kemarau, memang kita harus rajin menyiraminya agar
kelembaban media tetap
terjaga. Tetapi lazimnya cangkokan lebih cepat jadinya, karena pada saat ini pertumbuhan
akar sedang aktif. Sedangkan bila mencangkok
dilakukan pada musim hujan, tentunya kita tidak akan repot menyiraminya. Lagi pula
bila kita lakukan pada awal musim hujan,
maka dalam musim itu juga cangkokan telah jadi bibit dan
dapat ditanam. Tumbuhan meperoleh zat-zat hara
dari lingkungan. Penyerapanbahan itu berlangsung secara difusi, osmosis dan
transpor aktif.
Pada tumbuhan bersel
satu/bahan-bahan dapat diserap langsung dari
lingkungannya melalui proses-proses tersebut. Tetapi tumbuhan tingkat tinggi, memerlukan sistem
pengkutan yang lebih panjang dari
proses-proses itu, yaitu dibantu
dengan sistem pembuluh angkut (vaskuler)
yang lebih menguntungkan.
Melakukan Pembiakan Tanaman
Secara Vegetatif 1 63 Pengangkutan
bahan-bahan pada tumbuhan dapat dilakukan
dengan dua jalan,
yaitu :
1) Pengangkutan bahan melalui
jaringan di luar berkas pembuluh angkut,
disebut pengangkutan ekstra vaskuler. Oleh karena jaringa-jaringan ini bersifat hidiup, maka sistem
pengankutan bahan
menggunakan transportassi antar membran sel, seperti melalui jaringan parenkim kortek
dan empulur.
2) Pengankutan bahan melalui
sestem berkas pembuluh angkut, disebut
pengangkutan intravaskuler. Umumnya jaringan berkas pembuluh memiliki dinding
melintang yang hilang (sebagian
atau seluruhnya) maka sestem
pengangkutan ini jauh lebih cepat
daripada pengankutan ekstravaskuler. Berkas pembuluhangkut terdiri atas dua
macam jaringan, yaitu :
a) Xilem : ialah pembuluh kayu
yang berfungsi mengankutbahan-bahan yang berasal dari tanah melewati akar
hinggake daun untuk bahan asimilasi.
b) Floem: ialah pembuluh
tapis/ayak yang berfungsimengangkut zat-zat makanan hasil asimilasi untuk
diedarkan ke seluruh tubuh
tumbuhan.
Di dalam daun, zat-zat yang
diangkut melalui pembuluh xilem diolahmelalui fotosintesis atau asimulasi zat
lain. Hasil asimilasi zat ini perludiangkut ke seluruh bagian tumbuhan melalui
jalan lainnya, yaitu pembuluh
floem (pembuluh tapis/ayak). Pembuluh floem terletak diluar pembuluh kayu
(xilem) pada tumbuhan berkayu. Pengankutan zat
hasil aimilasi ini penting untuk pembangunan tubunya atau membentuk korgan-organ tubuh
barunya. Hasl ini dapat ditunjukan Melakukan
Pembiakan Tanaman Secara
Vegetatif 1 64 pada
pengelupasan kulit batang yang dicangkok, pengeluaran getah dan pembentukan kalus. Proses pengankutan zat-zat
makanan hasil asimilasi ke bagian tubuh lainya
disebut translokasi.
Zat-zat yang dibentuk dalam asimilasi lebih
banyak daripada yang dibongkar untuk respirasi atau pernafasan>Adanya kelebihan
zat, sebagian digunakan untuk pembentukan
sel-sel baru atau pertumbuhan
dan sebagian lagi misalnya
dalam jaringan perenkin dan kelenjar. Zat-zat makanan cadangan yang ditimbun dalam
bagian tumbuhan, contohnya :1) Karbohidrat disimpan di bagian : umbi, ubi
(seperti: kentang,singkong, ketela rambat, wortel, bit, dan sebagainya), batang
(seperti : tebu, sagu), rhizoma
(seperti : jahe, alang-alang, gayong,
dan sebagainya) dan buahnya (seperti : pisang, mangga, apel, dan sebagainya.
2) Lemak/minyak disimpan di
bagian : umbi (bawang), daunnya(kayu putih), batang dan akar (sereh), dan
biji-bijian (kacangtanah, kelepa sawit, kemiri, dan sebagainya).
3) Protein disimpan dibagian:
bijinya (kedelai, kacang hijau, buncis,dan sebagainya)
4) Dan sebagainya.Bibit cangkokan
termasuk jenis bibit yang diperoleh secara vegetatif,tanpa melalui proses
perkawinan (aseksual). Sistem pencangkokansebanarnya merupakan bagian dari cara
perbanyakan dengan pembumbunan (layerage). Namun,
bedanya pada system pencangkokan
ialah pembumbunandilakukan
di udara (di ataspermukaan tanah), sedangkan pembumbunan biasanya dilakukan ditanah dengan
melengkungkan cabang atau membumbun cabangMelakukan Pembiakan Tanaman Secara
Vegetatif 1 65 yang
berada di bawah. Pencangkokan lebih banyak digunakan pada tanaman buah karena kebanyakan
cabang tanaman ini tidak dapatdilengkungkan seperti cara pembumbunan yang umum.Bibit
cangkokan diperoleh dengan menghambat proses pengirimanzat makanan dari daun ke
akar dengan menghilangkan lapisankambium cabang tanaman induk. Selanjutnya pada
bagian tersebut dilakukan
pembumbunan untuk memberi kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan
akar sehingga ditempat tersebut akan tumbuh akar. Selama pertumbuhan akar, cabang tersebut masih
bersatu dengan induknya
sampai pertumbuhan akarnya mencukupi sehingga dapat dipindahkan menjadi bibit
tanaman. Setelah jumlah akarnya mencukupi,
cabang tersebut dipotong sehingga terbentuklah bibit
yang siap tanam. Namun, akar yang
tumbuh pada bibit cangkokan ini
tidak sebaaik akar yang terbentuk pada
bibit dari biji. Akarnya lebih
pendek dan cenderung tumbuh ke samping sehingga daya jangkau akar dalam menyerap
makanan dan air lebih dangkal. Kelebihan
cara pembiakan cangkokan antara lain :
1) Pohon dari bibit cangkokan
lebih cepat berbuah.
2) Dapat mewarisi sifat baik dari
tanaman induk karena induknyadapat dipilih yang memiliki sifat baik.
Adapun kelemahannya antara lain :
1) Perakaran pohon cangkokan
kurang kuat dan dangkal.
2) Bentuk pohon induk menjadi
rusak.
3) Tidak dapat menyediakan bibit
yang relatif banyak dalam waktuyang cepat.
4) Cara pengerjaan sedikit lebih
rumit dan memerlukanketelatenan.
Melakukan Pembiakan Tanaman
Secara Vegetatif 1 66
5) Jika sering dilakukan
pencangkokan terhadap pohon induk makaproduksi buah pohon induk menjadi
terganggu.
Pertumbuhan bibit cangkokan tidak
dimulai dari awal, tetapi lanjutandari pertumbuhannya sebagai cabang dari
tanaman induknya. Oleh karena
itu tanaman yang berasal dari bibit cangkokan tidak memerlukan waktu yang tidak
terlalu lama untuk pertumbuhan vegetatif
awalnya. Oleh karena pertumbuhan vegetatif awalnya tidak terlalu lama, maka sosok tanaman
pun cenderung lebih pendek Selain
itu, pertumbuhan vegetatifnya lebih banya digunakan untuk pembentukan cabang sehingga
tanaman cenderung mejpunyai
pertumbuhan cabang yang lebih
banyak. Bibit cangkokan dapat dibedakan
dari bibit biji dengan melihat sosoknya yang lebih pendek pada umur dan kondisi yang sama
dengan bibit dari biji. Bibit
cangkokan dapat digunakan untuk lahan yang memiliki tanah dangkal dan sebaiknya dihindari
penggunaannya untuk lahan yan memiliki air tanah dalam. Bibit cangkokan
memiliki kelemahan yaitu perakarannya
yang dangkal. Jika ditanam di daerah yang memiliki air tanah dalam, bibit ini akan
mendapat kesulitan dalam penyerapan air tanah. Dalam melakukan kegiatan
mencangkok tanaman yang perlu dipersiapkan
adalah: peralatan,
pohon induk dan media cangkok. Peralatan
yang diperlukan tidaklah harus peralatan modern dengan charga yang mahal, tetapi cukup
dengan peralatan yang sederhana asal
dapat digunakan dengan baik dan sesuai dengan keperluan.
Pisau okulasi sebenarnya sangat
cocok untuk pekerjaan menyayat kulit
dahan, tetapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat saja menggunakan pisau biasa asalkan
cukup tajam. Ketajaman pisau Melakukan Pembiakan Tanaman Secara
Vegetatif 1 67 sangat
perlu, karena dengan pisau yang tajama dapat dihasilkan suatu keratan yang halus, bersih,
rapi serta tidak perlu mengulang beberapa
kali keratan, dengan demikian tidak mengganggu pertumbuhan akar nantinya. Alat lain yang diperlukan adalah
gunting pangkas atau yang sering juga
disebut gunting dahan. Sesuai dengan namanya, gunting ini
digunakan untuk menggunting dahan
atau ranting-ranting daun yang jumlahnya
berlebihan. Jika tidak ada gunting dahan maka bisa juga digunakan sabit atau pisau. Peralatan atau pisau yang kurang
tajam hendaknya
dibuat tajam dengan
cara mengasahnya. Dengan menggunakan batu asah, kita dapat menajamkan pisau dengan
hati-hati. Apabila batu asah yang dipakai
mempunyai dua bagian yakni bagian yang lebih kasar dan bagian permukaan yang lebih
halus, maka gosoklah atau asahlah sisi pisau
yang akan dibuat tajam pada bagian batu asah yang mempunyai permukaan kasar terlebih dahulu. Setelah
didapatkan ketajaman yang
lebih baik maka untuk menyempurnakannya, lanjutkan
dengan mengasahnya pada bagian batu asalh yang mempunyai permukaan lebih halus. Selama mengasah
pisau hendaklah senantiasa disertai dengan
pemberian air secukupnya, agar
dapat mengurangi panas yang timbul akibat pergesekan antara pisau dengan batu asah itu
sendiri. Posisi atau
arah pengasahan pisau hendaknya satu arah saja dan berkali-kali dengan
perlahan-lahan tidak usah terlalu cepat. Sangat perlu diperhatikan tentang keamanan tangan perasah
agar jangan sampai
terluka pada saat melakukan pengasahan. Dewasa ini tidak menutup kemungkinan mengasah
pisau dengan selain menggunakan batu
asah saja, namun sudah tersedia juga alat pengasah dari pabrik Melakukan Pembiakan Tanaman
Secara Vegetatif 1 68 yang
terbuat dari dua lempengan saja berbentuk lingkaran. Yang mana dalam penggunaannya, kita
tinggal memasukkan sisi pisau yang
ditajamkan ke celah pertemuan dua sisi lempengan baja tersebut dan mendorong pisau
dengan sedikit di tekan lakukan beberapa
kali maka akan didapatkan pisau yang tajam.
Setelah peralatan dipersiapkan
dengan benar, maka selanjutnya adalah
memilih pohon induk dan menentukan cabang atau dahan yang akan dicangkok. Pohon intuk
hendaknya sudah cukup umurnya, tidak
terlalu muda juga tidak terlalu tua. Pohon yang terlalu tua biasanya mempunyai jumlah cabang
yang memenuhi syarat untuk dicangkok
hanya sedikit. Sedangkan pohon intuk yang terlalu muda tentu belum diketahui sifat-sifatnya dengan
jelas. Bila kita bertanya berapa
umur pohon induk yang ideal, tentu sulit untuk menjawabnya yang jelas, pohon induk harus
telah berbungan bagi tanaman hias buang
dan, telah berbuah
sedikitnya tiga kali bagi tanaman buatbuahan. Dengan demikian kita sudah tahu keindahan bentuk dan warna bunga, atau kelezatan rasa
buah dari tanaman yang akan
dicangkok.Selain itu yang perlu
diperhatikan adalah pohon nampak kuat dan subur,
serta tidak terserang hama penyakit yang akan dapat menggagalkan hasil cangkokan>
Syarat terakhir adalah pohon harus bercabang
banyak atau rimbun sehingga setelah dicangkok, pohon tidak akan kehabisan cabang.
Dengan telah diketahui dan dipilih pohon
induk yang bermutu baik diharapkan bibit hasil cangkokan nantinya akan mempunyai sifat
persis atau sama dengan pohon induknya.Tahapan
selanjutnya adalah mengamat-amati cabang yang kiranya tepat digunakan sebgagai bibit
cangkokan. Cabang yang baik untuk Melakukan
Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 69 dicangkok
adalah cabang yang ukurannya tidak terlalu
besar.Ukurannya kira-kira sebesar kelingking atau pensil. Walaupun demikian, berdasarkan
pertimbangan tertentu, cabang sebesar lidiatau pun sebesar lengan manusia,
bahkan batang pokok, tetap bias dicangkok.
Asalkan batang atau cabang tersebut berkulit mulus dan berwarna cokelat muda.
Pemilihan cabang yang berukuran
kecil bertujuan agar dari tiap pohon
induk diperoleh belasan sampai puluhan cangkokan tetapi bentuk pohon tidak akan rusak.
Selain itu bibit cangkokan ini bila
sudah dipindah ke lapangan/lahan
pertanaman, akan kecil penguapan
airnya. Ini jelas lebih baik mengingat akar cankokan belum banyak, dengan demikian
jumlah air dan zat hara yang
terserap belum banyak. Bentuk cabang yang baik adalah
lurus atau tegak dan mulus. Cabang yang
berwarna kehitaman dan berkerak, pertumbuhan akarnya sedikit dan pendek-pendek. Batang
yang tidak mulus ini biasanya disebabkan
serangan hama, misalnya karena serangan penggerek
batang. tanda lain bekas gesekan adalah
adanya bekas bubuk yangmelekat pada cabang. Tidak dipilihnya cabang seperti ini
karenaakan menghambat aliran air dan hara dari bawah ke pucuk cabang
atau bagian atas luka sayatan,
akibatnya akan menghasilkancangkokan yang pucat.Pada cabang yang berwarna
cokelat muda akan lebih cepatterbentuk kalus dan akar. Kalus adalah penutup
luka. Cabang masihberwarna hijau dan muda hanya mempunyai sedikit persediaan makanan, sehingga pertumbuhan
akar cangkokan akan lambat dan jumlahnya
sedikit. Bibit cangkokan yang demikian akan mengalami
Melakukan Pembiakan Tanaman
Secara Vegetatif 1 70 kesulitan
hidup di lapangan. Begitu juga bila dipilih cabang yangsudah terlalu
tua.Panjang cabang yang dipilih hendaknya berukuran 20 – 30 cm saja,
kalau terlampau panjang, nanti
akan mengalami kesulitan padawaktu penanaman dilahan. Selain itu pohonnya akan
jangkung tidakkaruan. Apalagi dewasa ini orang lebih suka dengan tanaman
yangkecil namun telah menghasilkan/walaupun hasilnya sedikit. Bibitcangkokan
yang kecil juga mempunyai keuntungan karena mudahdibentuk, sehingga tanaman
buah pun bisa berfungsi sebagai tanaman
hias. Jumlah daun
yang akan disertakan pada batang cangkokan harus banyak. Banyaknyahelaian daun ini akan memperbanyak
makanan yang diolah,
sehingga sangat menunjang pembentukan
dan pertumbuhan
akar bibit hasil cangkokan. Cabang yang gundul sukar menumbuhkan akar. Mengingat fungsi daun adalah sebagai pabrik lahan makanan bagi tumbuhan maka
jangan sampai daun yang ada pada
cabang cangkokan di kurangi dan terserang ulat atau hama lain.Cabang yang baik untuk
dicangkok mempunyai arah ke atas 45 atau
ke samping dan rajin berbuah. Cara-cara memilih cabangtersebut di atas belaku
untuk semua jenis tanaman, kecuali cemara. Pemilihan
cabang cemara untuk dicangkok harus berdasarkanmahkota atau tajuk pohonnya.
Maksudnya adalah bagaimana bentuk tajuk
tanaman induk setelah dipotong cangnya nanti. Bila memang atanaman cemara itu merupakan pohon
induk ditempat pembibitan tentu
tidak menjadi masalah. Tetapi bagi para pecinta tanaman tentu tidak menginginkan bentuk tajuk
tanaman cemaranya akan berkurang
keindahannya. Melakukan
Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1.
Di dalam melakukan penyayatan cabang cangkokan dapat
dibedakan menjadi dua
golongan, yakni :
1) Cabang kecil
Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm digolongkan
ke dalam cabang
kecil. Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat di bawah kuncup daun, karena disitulah
terkumpul zat pembentuk
akar yang disebut rizokalium. Dalam satu cabangbisa dibuat satu atau lebih
sayatan (cangkok berantai).
2) Cabang besar
Batasan cabang besar disini adalah cabang yang
diameternya
elebih 2 cm. Dengan besarnya cabang ini maka
diperlukan perimbanga
jumlah akar yang sesuai
untuk memasok air danzat hara yang nantinya diperlukan setelah hasil cangkokan
ditanam. Perakaran yang tumbuh dari bentuk
penyayatan seperti pada
cabang kecil sering kurang memadai. Oleh karenaitulah bentuk sayatan dibuat
sedemikian rupa agar bidang yang
nantinya ditumbuhi akar menjadi luas
Setelah kulit kayu tersayat akan
tampak kambium. Kambium yang
umumnya terdapat hanya pada tanaman dikotil ini merupkan suatu tabunga yang berada antara xilem dan
floem Hasil kerja
kambium erupa pertambahan lingkaran batang berkayu.
Untuk menghindari kejadian ini pada luka sayatan juga agar proses pertumbuhan akar
tidak terganggu, kambium harus dihilangkan.
Untuk membuan kambium ada
beberapa cara yakni dianginanginkanselama kurang lebih dua sampai dengan empat
hari.Untuk tanaman bergetah seperti sawo misalnya, waktu yang diperlukan adalah 2 – 3 minggu.
Cara lain untuk membuang kambium
adalah dengan menggunakan lap kain atau kertas yang bersih. Kain atau kertas ini
digosokkan keluka sayatan sehingga
kayu kelihatan kering dan terasa tidak licin ada kalanya kertas untuk membersihkan kambium
ini dicelupkan dulu ke
dalam air garam, dengan demikian
kambium yang menyerupai lendir
ini akan cepat bersih. Setelah itu dibersihkan dengan air bersih agar keadaan disekitar
luka tetap netral. Cara lainnya
dalah dikerik dengan pisau secara
perlahan-lahan agar tidak melukai
kayunya. Bila kayu terluka tentu saja xilem akan terluka juga, padahal peranan xilem ini
sanga besar yaitu mengangkut hara
dan air dari akar ke seluruh
bagian tanaman. Dengan terputusnya
saluran pengankutan ini maka batang, cabang/ranting dan daun yga
berada di atas luka akan mengering
dan hasil cangkokan akan gagal. Akar-akar
pada cangkokan bisa tumbuh karena dengan terbuangnya
jaringan floem yang terdapat pada kulit cabang, maka zat-zat makanan yang berupa kabohidrat, zat
pembentuk akar (rizokalin)
dan auxin sebagai zat perangsan pertumbuhan yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan,
tidak akan mengalir ke
bagian bawah sayatan, zat-zat ini akan mengumpul di bagian atas sayatan, yang dapat dilihat dengan
adanya pembengkakan pada kulit cabangnya.
Dan dengan adanya media
yang lembab maka zat-zat tersebut akan merangsang timbulnya akar pada bagian atas sayatan. Cara membungkus sayatan sangat
bergantung pada jenis media yang
digunakan. Untuk media mos, biasanya mos yang telah dipupuk dan dalam keadaan basah ini dibungkuskan pada sayatan, lalu diikat dengan tali
bagian tengahnya. Setelah itu mos
dibalut dengan pembalut
plastik atau yang lain. Plastik diikata
di bagian bawah terlebih dahulu, kemudian pembalutdiraikan dan diikat
bagian tengah dan atasnya. Ikatan tali di bagian
atas sebaiknya janga terlalu kencang, atau diikat dengan cara tali simpul. Jadi bila
sewaktu-waktu inin membuka gunamenyiramnya, kita tidak akan mengalami
kesulitan. Lain lagi bila
menggunakan pembalut pot dari tanah,plastik, kaleng dan tabung bambu. Biasanya pembalut ini
didasarnya berlubang
sebesar cabang yang dicangkok dan telah dibelah pada ke dua sisinya. Cara membungkusnya adalah
memasang pot tersebut
pada cabang yang telah disayat, lalu belahan sampingnya dirapatkan dengan menggunakan kawat atau
tali. Setelah pot ini
kelihatan kokoh pada cabang yang di cangkokmaka baru medianya dimasukkan sampai
paling tidak menutupiluka bekas sayatan. Ukuran pot yang digunakan jangan
terlalubesar, cukup yang kecil saja dengan bobot yang ringan. Potyang terlalu
besar justru bisa mematahkan cabang bila terjadi angin kencang.Besar atau diameter pembungkusan in
disesuaikan dengan diameter
cabang dan panjang cabang yang dicangkok. Biasanyaperbandingan antara panjang
cabang dan diameter pembungkusnya
adalah 5 ; 1. jadi, bila panjang cangkokan 30cm, maka diameter pembungkusnya
adalah 5 cm.
Hasil stek
Tanaman
euporbia : hidup (tumbuh)
Tanaman
mawar : hidup (tumbuh)
Pembahasan
Pembiakan
vegetatif dalam perbanyakan tanaman yang lebih mudah dilakukan adalah dengan
melakukan penyetekkan yang memotong bagian tanaman induk uantuk dapat
menghasilkan tanaman yang baru tetapi dalam stek tanaman yang dihasilkan
sifatnya sama dengan tanaman induknya.
Pengaruh
pemberian ZPT (auksin dan giberelin) dalam pertumbuhan tanaman mawar dan
euporbia yang diberikan dapat merangsang pertumbuhan tanaman yang membantu
induksi tunas lateral dan mengaktifkan sel-sel kambium sehingga tanaman yang
distek dapat tumbuh dengan baik.
IV.
KESIMPULAN
a.
Cangkok
Mencangkok adalah kegiatan
perbanyakan tanaman secara aseksual atau
vegetatif. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada tumbuhan berkayu karena mempunyai
kambium. Pada dasarnya pekerjaan
mencangkok adalahmenghambat proses pengiriman zat makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan
lapisan cambium cabang
tanaman induk, kemudian pada bagian (luka) tersebut diberikan media tumbuh yang
sesuai bagi pertumbuhan akar agar segera
tumbuh akar. Kelebihan proses ini adalah pohon hasil cangkoknya. Sedangkan
kelemahannya adalah perakaran kurang kuat,
bentuk pohon induk menjadi rusak yang akan mempengaruhi pula kepada produksinya, cara
pengerjaan membutuhkan ketelatenan
serta tidak dapat secara cepat menyediakan bibit cangkok dalam jumlah banyak. Cabang yang akan dilakukan
pencangkokan harus dalam kondisi sehat
dan baik serta berbentuk lurus serta berasal dari pohon induk yang mempunyai produksi tinggi.
Dalam melakukan pengeratan atau pelukaan
cabang harus menggunakan alat atau pisau yang tajam dan bersih. Kambium pada bidang
pengeratan harus dikeringkan dengan benar sebelum diberikan media tumbuh. Media tumbuh untuk mencangkok
harus mempunyai sifat: ringan, dapat
menyimpan air dengan lama, mudah ditembus akar, banyak mengandung unsur hara dan mudah
di dapat. Dalam pencampuran media
harus merata dan dibalut dengan pembungkus yang baik. Keberhasilan mencangkok sangat
ditentukan oleh jenis tanaman, media,
cara kerja dan waktu pelaksanaan. Melakukan
Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 82 Pemotongan hasil cangkokan (bibit) dilakukan
tepat dibawah perakaran,
bibit hasil cangkokan segera dilakukan aklimatisasi/ adaptasi sebelum ditanam di
lahan/lapangan.
b. Stek
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah lakukan,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
- Pebanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan metode stek (memanfaatkan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi, dan akar) untuk menghasilkan tanaman yang baru yang sifatnya sama dengan tanaman induknya didalam pelaksanaannya tidak memerlukan teknis yang khusus karena pada umumnya stek ini mudah dilakukan dan.
- Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) dalam pertumbuhan tanaman stek yaitu dapat membantu pembentukan kalus dan terjadi pembentukan akar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar