Jumat, 20 Januari 2012

Laporan Praktikum Mencangkok


I.                    PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembibitan dan perbanyakan tumbuhan
Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.

1. Perbanyakan secara generatif:
   1. Penyerbukan benang sari.
   2. Biji.
2. Perbanyakan secara vegetatif :
   1. Alami
   2. Buatan

a.       pengertian mencangkok
mencangkok adalah suatu perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan menggunakan bagian dari tanaman tujuan mencangkok
yaitu Untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat sama dengan induknya misalnya rasa buah besar ketahanan terhadap hama penyakit dan lain-lain. Untuk melakukan cangkokan ini kita gunakan apiabila tanaman tersebut tidak dapat diperbanyak dengan cara pembiakan tanaman lainnya misalnya :dengan stek,prinsip ini juga dilakukan dengan menyahat sekililing dahan atau ranting dengan menggunakan pisau.
Pembiakan secara tak kawin atau aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif, dimana terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan – jaringan dan bagian – bagian lain. Pada sebagian tanaman, pembiakan vegetatif merupakan proses alamiah yang sempurna atau merupakan suatu proses buatan manusia. Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, daun, sekaligus. Pembanyakan secara vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: stek atau cutting, okulasi, penyambungan, dan cangkok. Perbanyakan stek tidak memerlukan teknis yang rumit yang dimana dalam perbanyaka tanaman stek ini mempunyai keunggulan yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya. Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian – bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang, namun pada beberapa tanaman seperti Asparagus dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan Pemberikan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada bahan stek. dapat mendorong pertumbuhan akar. Dalam pemberian ZPT yang dipergunakan untuk meransang pembentukan akar, perlu memperhatikan konsentrasi yang digunakan. Sebagai contohnya adalah pada tanaman lada, stek cabang buah memiliki persentase stek tumbuh yang rendah dan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan stek relatif lebih lama. Cara pemberian ZPT pada stek juga sangat beragam, sebagai contohnya yang dilakukan pada stek melati (Jasminum multiflorum dan Jasminum sambat) yang bahan stek berupa ujung cabang, kita dapat merendam bahan stek dalam larutan 2000 ppm Asam Indol Butirat (IBA) selama 24 jam, cara ini mampu meningkatkan tumbuhnya stek, memacu pertumbuhan akar dan tunas tajuk. Selain direndam ada juga yang dicelupkan selama beberapa detik, umumnya konsentrasi zat pengatur tumbuh yang dipergunakan lebih tinggi daripada cara rendam Pada kondisi tertentu zat pengatur tumbuh buatan sangat sulit didapat, sebagai penggantinya kita dapat menggunakan beberapa hormon tumbuh yang terdapat di dalam kencing sapi. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Suparman, Sunaryo dan Sumarko (1990) didapat bahwa sapi dalam 5 detik memiliki daya ransang akar yang sama dengan 2000 ppm IBA pada stek sulur panjat lada. Tetapi bila dilakukan pada bahan stek yang berasal dari cabang buah, perlakuan tersebut belum cukup untuk meransang pertumbuhan stek yang baik.

1.2.Tujuan
1.      Memahami mencangkok dan stek
2.      Mahasiswa mampu memperbanyak bibit atau tanaman dengan mempergunakan teknik stek dan cangkok
3.      Untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan tanaman dengan menggunakan metode stek yang dilakukan dengan berbagai perlakuan (tanpa ZPT, menggunakan Rhotoon F, menggunakan Auksin dan Giberelin


II.                 METODE PRAKTIKUM
2.1.Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dilaksanakan pada hari jum’at pada tanggal 29 April 2011 pada pukul 14.00 sampai dengan 17.00. bertempat di kebun Dosen Politeknik Industri tanah Laut.

2.2.Alat dan Bahan
A.     Cangkok
1.      Sabut
2.      Plastik
3.      Tanah
4.      Tali
5.      Pisau

B.     Stek
Bahan:
  • Stok tanaman (mawar, euporbia)
  • ZPT (Auksin dan Giberelin)
  • Tanah sekam
Alat:
  • Polibag/ aqua gelas
  • Kantong plastik
  • Gunting stek
  • Alat persiapan media tanam


2.3.Prosedur kerja
a.       Mencangkok
1.      Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
2.      Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
3.       Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan selama 15 menit
4.       Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu.
5.       Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari.
6.      Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, dan tanamlah di dalam tanah
7.      Lakukan sekali lagi pada ranting lain , tetapi langkah 3 diubah, tidak perlu ditunggu 15 menit, tapi langsung dibungkus.
b.      Stek
Persiapkan tanaman yang akan distek, dan siapkan 4 buah media tanam yang diisi dengan tanah sekam sampai penuh. Tanaman yang distek dipotong sesuai dengan tanaman itu sendiri. Kemudian direndam kedalam ZPT yaitu 2 tanaman diberikan auksin dan 2 lagi tanaman diberikan giberelin yang perendamannya dilakukan selama 5 menit, setelah 5 menit tanaman tersebut di tanam kedalam media yang telah disediakan kemudian disungkup dengan plastik dan ditempatkan ditempat yang sejuk dan dilakukan pemeliharaan dengan dilakukan penyiraman dan dilihat pertumbuhan tanaman tersebut.




III.               HASIL DAN PEMBAHASAN
a.       Cangkok
Ada kalanya, dipilih cara mencangkok apabila pohon yang akan dicangkok tidak dapat diperbanyak dengan pembiakan vegetative lainnya yang lebih mudah, misalnya dengan stek. Jenis-jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan misalnya mangga, beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis jambu (jambu biji, jambu air dan jambu monyet), delima, belimbing manis, lengkeng dan sebagainya. Selain tanaman buah-buahan, beberapa tanaman hias juga bisa
dicangkok misalnya: bunga sakura, kemuning, soka, musa indah, bougenvil, cemara dan sebagainya. Tanaman yang tersebut di atas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang sulit di cangkok, namun karena telah ditemukan caranya, akhirnya mampu juga mengeluarkan akarnya setelah dicangkok. Sebagai misalnya adalah cemara atau tanaman berdaun lainnya. Tanaman tak berkayu pun
berhasil dicangkok. Tentu saja dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh kjuga berhasil “dicangkok” dengan cara menampung tunas anakannya yang tumbuh.

Cara pembiakan dengan cara mencangkok dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa buah (khususnya untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias) dan sebagainya. Karena seperti yang kita ketehui bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus persen menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan sifat biasanya disebabkan oleh mutasi gen. Walaupun banyak keunggulannya, namun teknik perbanyakan dengan mencangkok ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Sebenarunya mencangkok dapat dilakukan baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Bila mencangkok pada musim kemarau, memang kita harus rajin menyiraminya agar kelembaban media tetap terjaga. Tetapi lazimnya cangkokan lebih cepat jadinya, karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif. Sedangkan bila mencangkok dilakukan pada musim hujan, tentunya kita tidak akan repot menyiraminya. Lagi pula bila kita lakukan pada awal musim hujan, maka dalam musim itu juga cangkokan telah jadi bibit dan
dapat ditanam. Tumbuhan meperoleh zat-zat hara dari lingkungan. Penyerapanbahan itu berlangsung secara difusi, osmosis dan transpor aktif.
Pada tumbuhan bersel satu/bahan-bahan dapat diserap langsung dari lingkungannya melalui proses-proses tersebut. Tetapi tumbuhan tingkat tinggi, memerlukan sistem pengkutan yang lebih panjang dari
proses-proses itu, yaitu dibantu dengan sistem pembuluh angkut (vaskuler) yang lebih menguntungkan.
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 63 Pengangkutan bahan-bahan pada tumbuhan dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu :
1) Pengangkutan bahan melalui jaringan di luar berkas pembuluh angkut, disebut pengangkutan ekstra vaskuler. Oleh karena jaringa-jaringan ini bersifat hidiup, maka sistem pengankutan bahan menggunakan transportassi antar membran sel, seperti melalui jaringan parenkim kortek dan empulur.
2) Pengankutan bahan melalui sestem berkas pembuluh angkut, disebut pengangkutan intravaskuler. Umumnya jaringan berkas pembuluh memiliki dinding melintang yang hilang (sebagian
atau seluruhnya) maka sestem pengangkutan ini jauh lebih cepat daripada pengankutan ekstravaskuler. Berkas pembuluhangkut terdiri atas dua macam jaringan, yaitu :
a) Xilem : ialah pembuluh kayu yang berfungsi mengankutbahan-bahan yang berasal dari tanah melewati akar hinggake daun untuk bahan asimilasi.
b) Floem: ialah pembuluh tapis/ayak yang berfungsimengangkut zat-zat makanan hasil asimilasi untuk
diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan.
Di dalam daun, zat-zat yang diangkut melalui pembuluh xilem diolahmelalui fotosintesis atau asimulasi zat lain. Hasil asimilasi zat ini perludiangkut ke seluruh bagian tumbuhan melalui jalan lainnya, yaitu pembuluh floem (pembuluh tapis/ayak). Pembuluh floem terletak diluar pembuluh kayu (xilem) pada tumbuhan berkayu. Pengankutan zat hasil aimilasi ini penting untuk pembangunan tubunya atau membentuk korgan-organ tubuh barunya. Hasl ini dapat ditunjukan Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 64 pada pengelupasan kulit batang yang dicangkok, pengeluaran getah dan pembentukan kalus. Proses pengankutan zat-zat makanan hasil asimilasi ke bagian tubuh lainya disebut translokasi. Zat-zat yang dibentuk dalam asimilasi lebih banyak daripada yang dibongkar untuk respirasi atau pernafasan>Adanya kelebihan zat, sebagian digunakan untuk pembentukan sel-sel baru atau pertumbuhan dan sebagian lagi misalnya dalam jaringan perenkin dan kelenjar. Zat-zat makanan cadangan yang ditimbun dalam bagian tumbuhan, contohnya :1) Karbohidrat disimpan di bagian : umbi, ubi (seperti: kentang,singkong, ketela rambat, wortel, bit, dan sebagainya), batang
(seperti : tebu, sagu), rhizoma (seperti : jahe, alang-alang, gayong, dan sebagainya) dan buahnya (seperti : pisang, mangga, apel, dan sebagainya.
2) Lemak/minyak disimpan di bagian : umbi (bawang), daunnya(kayu putih), batang dan akar (sereh), dan biji-bijian (kacangtanah, kelepa sawit, kemiri, dan sebagainya).
3) Protein disimpan dibagian: bijinya (kedelai, kacang hijau, buncis,dan sebagainya)
4) Dan sebagainya.Bibit cangkokan termasuk jenis bibit yang diperoleh secara vegetatif,tanpa melalui proses perkawinan (aseksual). Sistem pencangkokansebanarnya merupakan bagian dari cara perbanyakan  dengan pembumbunan (layerage). Namun, bedanya pada system pencangkokan ialah pembumbunandilakukan di udara (di ataspermukaan tanah), sedangkan pembumbunan biasanya dilakukan ditanah dengan melengkungkan cabang atau membumbun cabangMelakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 65 yang berada di bawah. Pencangkokan lebih banyak digunakan pada tanaman buah karena kebanyakan cabang tanaman ini tidak dapatdilengkungkan seperti cara pembumbunan yang umum.Bibit cangkokan diperoleh dengan menghambat proses pengirimanzat makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan lapisankambium cabang tanaman induk. Selanjutnya pada bagian tersebut dilakukan pembumbunan untuk memberi kondisi yang sesuai bagi  pertumbuhan akar sehingga ditempat tersebut akan tumbuh akar. Selama pertumbuhan akar, cabang tersebut masih bersatu dengan induknya sampai pertumbuhan akarnya mencukupi sehingga dapat dipindahkan menjadi bibit tanaman. Setelah jumlah akarnya mencukupi, cabang tersebut dipotong sehingga terbentuklah bibit
yang siap tanam. Namun, akar yang tumbuh pada bibit cangkokan ini tidak sebaaik akar yang terbentuk pada bibit dari biji. Akarnya lebih pendek dan cenderung tumbuh ke samping sehingga daya jangkau akar dalam menyerap makanan dan air lebih dangkal. Kelebihan cara pembiakan cangkokan antara lain :
1) Pohon dari bibit cangkokan lebih cepat berbuah.
2) Dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena induknyadapat dipilih yang memiliki sifat baik.
Adapun kelemahannya antara lain :
1) Perakaran pohon cangkokan kurang kuat dan dangkal.
2) Bentuk pohon induk menjadi rusak.
3) Tidak dapat menyediakan bibit yang relatif banyak dalam waktuyang cepat.
4) Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukanketelatenan.
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 66
5) Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk makaproduksi buah pohon induk menjadi terganggu.
Pertumbuhan bibit cangkokan tidak dimulai dari awal, tetapi lanjutandari pertumbuhannya sebagai cabang dari tanaman induknya. Oleh karena itu tanaman yang berasal dari bibit cangkokan tidak memerlukan waktu yang tidak terlalu lama untuk pertumbuhan vegetatif awalnya. Oleh karena pertumbuhan vegetatif awalnya tidak terlalu lama, maka sosok tanaman pun cenderung lebih pendek Selain itu, pertumbuhan vegetatifnya lebih banya digunakan untuk pembentukan cabang sehingga tanaman cenderung mejpunyai
pertumbuhan cabang yang lebih banyak. Bibit cangkokan dapat dibedakan dari bibit biji dengan melihat sosoknya yang lebih pendek pada umur dan kondisi yang sama dengan bibit dari biji. Bibit cangkokan dapat digunakan untuk lahan yang memiliki tanah dangkal dan sebaiknya dihindari penggunaannya untuk lahan yan memiliki air tanah dalam. Bibit cangkokan memiliki kelemahan yaitu perakarannya yang dangkal. Jika ditanam di daerah yang memiliki air tanah dalam, bibit ini akan mendapat kesulitan dalam penyerapan air tanah. Dalam melakukan kegiatan mencangkok tanaman yang perlu dipersiapkan adalah: peralatan, pohon induk dan media cangkok. Peralatan yang diperlukan tidaklah harus peralatan modern dengan charga yang mahal, tetapi cukup dengan peralatan yang sederhana asal dapat digunakan dengan baik dan sesuai dengan keperluan.
Pisau okulasi sebenarnya sangat cocok untuk pekerjaan menyayat kulit dahan, tetapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat saja menggunakan pisau biasa asalkan cukup tajam. Ketajaman pisau Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 67 sangat perlu, karena dengan pisau yang tajama dapat dihasilkan suatu keratan yang halus, bersih, rapi serta tidak perlu mengulang beberapa kali keratan, dengan demikian tidak mengganggu pertumbuhan akar nantinya. Alat lain yang diperlukan adalah gunting pangkas atau yang sering juga disebut gunting dahan. Sesuai dengan namanya, gunting ini
digunakan untuk menggunting dahan atau ranting-ranting daun yang jumlahnya berlebihan. Jika tidak ada gunting dahan maka bisa juga digunakan sabit atau pisau. Peralatan atau pisau yang kurang tajam hendaknya dibuat tajam dengan cara mengasahnya. Dengan menggunakan batu asah, kita dapat menajamkan pisau dengan hati-hati. Apabila batu asah yang dipakai mempunyai dua bagian yakni bagian yang lebih kasar dan bagian permukaan yang lebih halus, maka gosoklah atau asahlah sisi pisau yang akan dibuat tajam pada bagian batu asah yang mempunyai permukaan kasar terlebih dahulu. Setelah didapatkan ketajaman yang lebih baik maka untuk menyempurnakannya, lanjutkan dengan mengasahnya pada bagian batu asalh yang mempunyai permukaan lebih halus. Selama mengasah pisau hendaklah senantiasa disertai dengan pemberian air secukupnya, agar dapat mengurangi panas yang timbul akibat pergesekan antara pisau dengan batu asah itu sendiri. Posisi atau arah pengasahan pisau hendaknya satu arah saja dan berkali-kali dengan perlahan-lahan tidak usah terlalu cepat. Sangat perlu diperhatikan tentang keamanan tangan perasah agar jangan sampai terluka pada saat melakukan pengasahan. Dewasa ini tidak menutup kemungkinan mengasah pisau dengan selain menggunakan batu asah saja, namun sudah tersedia juga alat pengasah dari pabrik Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 68 yang terbuat dari dua lempengan saja berbentuk lingkaran. Yang mana dalam penggunaannya, kita tinggal memasukkan sisi pisau yang ditajamkan ke celah pertemuan dua sisi lempengan baja tersebut dan mendorong pisau dengan sedikit di tekan lakukan beberapa kali maka akan didapatkan pisau yang tajam.
Setelah peralatan dipersiapkan dengan benar, maka selanjutnya adalah memilih pohon induk dan menentukan cabang atau dahan yang akan dicangkok. Pohon intuk hendaknya sudah cukup umurnya, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Pohon yang terlalu tua biasanya mempunyai jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok hanya sedikit. Sedangkan pohon intuk yang terlalu muda tentu belum diketahui sifat-sifatnya dengan jelas. Bila kita bertanya berapa umur pohon induk yang ideal, tentu sulit untuk menjawabnya yang jelas, pohon induk harus telah berbungan bagi tanaman hias buang dan, telah berbuah sedikitnya tiga kali bagi tanaman buatbuahan. Dengan demikian kita sudah tahu keindahan bentuk dan warna bunga, atau kelezatan rasa buah dari tanaman yang akan
dicangkok.Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pohon nampak kuat dan  subur, serta tidak terserang hama penyakit yang akan dapat menggagalkan hasil cangkokan> Syarat terakhir adalah pohon harus bercabang banyak atau rimbun sehingga setelah dicangkok, pohon tidak akan kehabisan cabang. Dengan telah diketahui dan dipilih pohon induk yang bermutu baik diharapkan bibit hasil cangkokan nantinya akan mempunyai sifat persis atau sama dengan pohon induknya.Tahapan selanjutnya adalah mengamat-amati cabang yang kiranya tepat digunakan sebgagai bibit cangkokan. Cabang yang baik untuk Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 69 dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak terlalu besar.Ukurannya kira-kira sebesar kelingking atau pensil. Walaupun demikian, berdasarkan pertimbangan tertentu, cabang sebesar lidiatau pun sebesar lengan manusia, bahkan batang pokok, tetap bias dicangkok. Asalkan batang atau cabang tersebut berkulit mulus dan berwarna cokelat muda.
Pemilihan cabang yang berukuran kecil bertujuan agar dari tiap pohon induk diperoleh belasan sampai puluhan cangkokan tetapi bentuk pohon tidak akan rusak. Selain itu bibit cangkokan ini bila
sudah dipindah ke lapangan/lahan pertanaman, akan kecil penguapan airnya. Ini jelas lebih baik mengingat akar cankokan belum banyak, dengan demikian jumlah air dan zat hara yang
terserap belum banyak. Bentuk cabang yang baik adalah lurus atau tegak dan mulus. Cabang yang berwarna kehitaman dan berkerak, pertumbuhan akarnya sedikit dan pendek-pendek. Batang yang tidak mulus ini biasanya disebabkan serangan hama, misalnya karena serangan penggerek
batang. tanda lain bekas gesekan adalah adanya bekas bubuk yangmelekat pada cabang. Tidak dipilihnya cabang seperti ini karenaakan menghambat aliran air dan hara dari bawah ke pucuk cabang
atau bagian atas luka sayatan, akibatnya akan menghasilkancangkokan yang pucat.Pada cabang yang berwarna cokelat muda akan lebih cepatterbentuk kalus dan akar. Kalus adalah penutup luka. Cabang masihberwarna hijau dan muda hanya mempunyai sedikit persediaan makanan, sehingga pertumbuhan akar cangkokan akan lambat dan jumlahnya sedikit. Bibit cangkokan yang demikian akan mengalami
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 70 kesulitan hidup di lapangan. Begitu juga bila dipilih cabang yangsudah terlalu tua.Panjang cabang yang dipilih hendaknya berukuran 20 – 30 cm saja,
kalau terlampau panjang, nanti akan mengalami kesulitan padawaktu penanaman dilahan. Selain itu pohonnya akan jangkung tidakkaruan. Apalagi dewasa ini orang lebih suka dengan tanaman yangkecil namun telah menghasilkan/walaupun hasilnya sedikit. Bibitcangkokan yang kecil juga mempunyai keuntungan karena mudahdibentuk, sehingga tanaman buah pun bisa berfungsi sebagai tanaman hias. Jumlah daun yang akan disertakan pada batang cangkokan harus banyak. Banyaknyahelaian daun ini akan memperbanyak makanan yang diolah, sehingga sangat menunjang pembentukan dan pertumbuhan akar bibit hasil cangkokan. Cabang yang gundul sukar menumbuhkan akar. Mengingat fungsi daun adalah sebagai pabrik lahan makanan bagi tumbuhan maka jangan sampai daun yang ada pada cabang cangkokan di kurangi dan terserang ulat atau hama lain.Cabang yang baik untuk dicangkok mempunyai arah ke atas 45 atau ke samping dan rajin berbuah. Cara-cara memilih cabangtersebut di atas belaku untuk semua jenis tanaman, kecuali cemara. Pemilihan cabang cemara untuk dicangkok harus berdasarkanmahkota atau tajuk pohonnya. Maksudnya adalah bagaimana bentuk tajuk tanaman induk setelah dipotong cangnya nanti. Bila memang atanaman cemara itu merupakan pohon induk ditempat pembibitan tentu tidak menjadi masalah. Tetapi bagi para pecinta tanaman tentu tidak menginginkan bentuk tajuk tanaman cemaranya akan berkurang keindahannya. Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1.
Di dalam melakukan penyayatan cabang cangkokan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni :
1)      Cabang kecil
Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm digolongkan ke dalam cabang kecil. Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat di bawah kuncup daun, karena disitulah terkumpul zat pembentuk akar yang disebut rizokalium. Dalam satu cabangbisa dibuat satu atau lebih sayatan (cangkok berantai).



2)      Cabang besar
Batasan cabang besar disini adalah cabang yang diameternya
elebih 2 cm. Dengan besarnya cabang ini maka diperlukan perimbanga jumlah akar yang sesuai untuk memasok air danzat hara yang nantinya diperlukan setelah hasil cangkokan
ditanam. Perakaran yang tumbuh dari bentuk penyayatan seperti pada cabang kecil sering kurang memadai. Oleh karenaitulah bentuk sayatan dibuat sedemikian rupa agar bidang yang
nantinya ditumbuhi akar menjadi luas



Setelah kulit kayu tersayat akan tampak kambium. Kambium yang umumnya terdapat hanya pada tanaman dikotil ini merupkan suatu tabunga yang berada antara xilem dan floem Hasil kerja kambium erupa pertambahan lingkaran batang berkayu. Untuk menghindari kejadian ini pada luka sayatan juga agar proses pertumbuhan akar tidak terganggu, kambium harus dihilangkan.
Untuk membuan kambium ada beberapa cara yakni dianginanginkanselama kurang lebih dua sampai dengan empat hari.Untuk tanaman bergetah seperti sawo misalnya, waktu yang diperlukan adalah 2 – 3 minggu. Cara lain untuk membuang kambium adalah dengan menggunakan lap kain atau kertas yang bersih. Kain atau kertas ini digosokkan keluka sayatan sehingga kayu kelihatan kering dan terasa tidak licin ada kalanya kertas untuk membersihkan kambium ini dicelupkan dulu ke
dalam air garam, dengan demikian kambium yang menyerupai lendir ini akan cepat bersih. Setelah itu dibersihkan dengan air bersih agar keadaan disekitar luka tetap netral. Cara lainnya
dalah dikerik dengan pisau secara perlahan-lahan agar tidak melukai kayunya. Bila kayu terluka tentu saja xilem akan terluka juga, padahal peranan xilem ini sanga besar yaitu mengangkut hara dan air dari akar ke seluruh bagian tanaman. Dengan terputusnya saluran pengankutan ini maka batang,     cabang/ranting dan daun yga berada di atas luka akan mengering dan hasil cangkokan akan gagal. Akar-akar pada cangkokan bisa tumbuh karena dengan terbuangnya jaringan floem yang terdapat pada kulit cabang, maka zat-zat makanan yang berupa kabohidrat, zat pembentuk akar (rizokalin) dan auxin sebagai zat perangsan pertumbuhan yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan, tidak akan mengalir ke bagian bawah sayatan, zat-zat ini akan mengumpul di bagian atas sayatan, yang dapat dilihat dengan adanya  pembengkakan pada kulit cabangnya. Dan dengan adanya media yang lembab maka zat-zat tersebut akan merangsang timbulnya akar pada bagian atas sayatan. Cara membungkus sayatan sangat bergantung pada jenis media yang digunakan. Untuk media mos, biasanya mos yang telah dipupuk dan dalam keadaan basah ini dibungkuskan pada sayatan, lalu diikat dengan tali bagian tengahnya. Setelah itu mos dibalut dengan pembalut plastik atau yang lain. Plastik diikata di bagian bawah terlebih dahulu, kemudian pembalutdiraikan dan diikat bagian tengah dan atasnya. Ikatan tali di bagian atas sebaiknya janga terlalu kencang, atau diikat dengan cara tali simpul. Jadi bila sewaktu-waktu inin membuka gunamenyiramnya, kita tidak akan mengalami kesulitan. Lain lagi bila menggunakan pembalut pot dari tanah,plastik, kaleng dan tabung bambu. Biasanya pembalut ini didasarnya berlubang sebesar cabang yang dicangkok dan telah dibelah pada ke dua sisinya. Cara membungkusnya adalah memasang pot tersebut pada cabang yang telah disayat, lalu belahan sampingnya dirapatkan dengan menggunakan kawat atau tali. Setelah pot ini kelihatan kokoh pada cabang yang di cangkokmaka baru medianya dimasukkan sampai paling tidak menutupiluka bekas sayatan. Ukuran pot yang digunakan jangan terlalubesar, cukup yang kecil saja dengan bobot yang ringan. Potyang terlalu besar justru bisa mematahkan cabang bila terjadi angin kencang.Besar atau diameter pembungkusan in disesuaikan dengan diameter cabang dan panjang cabang yang dicangkok. Biasanyaperbandingan antara panjang cabang dan diameter pembungkusnya adalah 5 ; 1. jadi, bila panjang cangkokan 30cm, maka diameter pembungkusnya adalah 5 cm.

Hasil stek
Tanaman euporbia       : hidup (tumbuh)
Tanaman mawar          : hidup (tumbuh)

Pembahasan
Pembiakan vegetatif dalam perbanyakan tanaman yang lebih mudah dilakukan adalah dengan melakukan penyetekkan yang memotong bagian tanaman induk uantuk dapat menghasilkan tanaman yang baru tetapi dalam stek tanaman yang dihasilkan sifatnya sama dengan tanaman induknya.
Pengaruh pemberian ZPT (auksin dan giberelin) dalam pertumbuhan tanaman mawar dan euporbia yang diberikan dapat merangsang pertumbuhan tanaman yang membantu induksi tunas lateral dan mengaktifkan sel-sel kambium sehingga tanaman yang distek dapat tumbuh dengan baik.


IV.              KESIMPULAN
a.       Cangkok
Mencangkok adalah kegiatan perbanyakan tanaman secara aseksual atau vegetatif. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada tumbuhan berkayu karena mempunyai kambium. Pada dasarnya pekerjaan mencangkok adalahmenghambat proses pengiriman zat makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan lapisan cambium cabang tanaman induk, kemudian pada bagian (luka) tersebut diberikan media tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan akar agar segera tumbuh akar. Kelebihan proses ini adalah pohon hasil cangkoknya. Sedangkan kelemahannya adalah perakaran kurang kuat, bentuk pohon induk menjadi rusak yang akan mempengaruhi pula kepada produksinya, cara pengerjaan membutuhkan ketelatenan serta tidak dapat secara cepat menyediakan bibit cangkok dalam jumlah banyak. Cabang yang akan dilakukan pencangkokan harus dalam kondisi sehat dan baik serta berbentuk lurus serta berasal dari pohon induk yang mempunyai produksi tinggi. Dalam melakukan pengeratan atau pelukaan cabang harus menggunakan alat atau pisau yang tajam dan bersih. Kambium pada bidang pengeratan harus dikeringkan dengan benar sebelum diberikan media tumbuh. Media tumbuh untuk mencangkok harus mempunyai sifat: ringan, dapat menyimpan air dengan lama, mudah ditembus akar, banyak mengandung unsur hara dan mudah di dapat. Dalam pencampuran media harus merata dan dibalut dengan pembungkus yang baik. Keberhasilan mencangkok sangat ditentukan oleh jenis tanaman, media, cara kerja dan waktu pelaksanaan. Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 82 Pemotongan hasil cangkokan (bibit) dilakukan tepat dibawah perakaran, bibit hasil cangkokan segera dilakukan aklimatisasi/ adaptasi sebelum ditanam di lahan/lapangan.
b.      Stek
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
  1. Pebanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan metode stek (memanfaatkan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi, dan akar) untuk menghasilkan tanaman yang baru yang sifatnya sama dengan tanaman induknya didalam pelaksanaannya tidak memerlukan teknis yang khusus karena pada umumnya stek ini mudah dilakukan dan.
  2. Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) dalam pertumbuhan tanaman stek yaitu dapat membantu pembentukan kalus dan terjadi pembentukan akar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar