I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di
alam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling
berinteraksi dengan organisme yang lainnya.Begitupun yang terjadi terhadap
tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak
sejenis.Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat
bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan
negatif- negatif.Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang
terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau.Kompetisi tersebut dapat
berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition)
atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference
competition).Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai
kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individuyang tidak sejenis
disebut interaksi interspesifik.
Kecepatan
perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu
faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan
menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah
terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh
lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya
matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang
lain.
Persaingan
tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan.di mana
sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya,
sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam.
Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena
pada umumnya bersifat merugikan.
Kompetisi
antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang
dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya
daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah individu dan berat tanaman
kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis
tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan mengetahui faktor
penentu apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman jagung dan kacang hijau yang
di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya.
1.2 Tujuan
Ø Untuk mengamati pengaruh kompetisi
intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan
kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor-faktor Biotik dalam
Interaksi Populasi
Faktor
yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah faktor biotik lingkungan yang
pada dasarnya bersifat acak tidak langsung terkait dengan perubahan komunitas,
terutama faktor iklim dan curah hujan.Banyak data mengarahkan perubahan acak
iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi.Perubahan yang
cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya poipulasi dapat mati
kalau tidak cocok.
Pada
dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi
pengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai kepada
variasai.
Jika
pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter
toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait dengan
factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan
mampu menciptakan stabilitas populasi.
2.2 Persaingan dalam komunitas
Dalam
artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang
memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu
yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis.Persaingan yang terjadi
antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan
persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai
persaingan interspesifik.
Persaingan
yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan
hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang
berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya.
Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara,
sinar matahari, dan lain – lain (Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik
merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut
mengendalikan kelimpahan populasi.Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang
di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu
(Wirakusumah, 2003).
Harter
(1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk
menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis.
Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1
Persaingan
aktivitas
2
Persaingan
sumber daya alam
Dua jenis populasi
tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di
kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
- Perbedaan unsur hara
- Perbedaan sebab – sebab kematian
- Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
- Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.
Beberapa
factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik
pada tumbuhan, yaitu :
- Jenis tanaman
Factor
ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan
secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system
perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam
memperebutkan unsure hara.Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan
laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam
memperebutkan air.
- Kepadatan tumbuhan
Jarak
yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan
terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi
bagi pertumbuhan tanaman.
- Penyebaran tanaman
Untuk
menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang
(akar tunas).Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan
bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun
persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi
factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
- Waktu
Dalam
hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama.Periode 25-30%
pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian
yang disebabkan oleh persaingan.
Berikut adalah tabel
pengaruh interaksi populasi A vs B terhadap kelangsungan kehidupan pertumbuhan
populasi
No
|
Tipe interaksi
|
Tidak berinteraksi
|
Apabila berinteraksi
|
Hasil interaksi
|
||
A
|
B
|
A
|
B
|
|||
1
|
Netralisme
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tidak ada yang terpengaruh
|
2
|
Kompetisi
|
0
|
0
|
-
|
-
|
Yang paling terpengaruh punah
|
3
|
Mutualisme
|
-
|
-
|
+
|
+
|
Obligatori bagi kedua populasi
|
4
|
Protokooperasi
|
0
|
0
|
+
|
+
|
Menguntungkan keduabelah pihak namun tidak obligatori
|
5
|
Komensalisme
|
-
|
0
|
+
|
0
|
Obligatori bagi A, B tidak terpengaruh
|
6
|
Amensalisme
|
0
|
0
|
-
|
0
|
A tuan rumah, B tak terpengaruh
|
7
|
Parasitisme
|
-
|
0
|
+
|
-
|
Obligatori bagi A, B tuan rumah
|
8
|
Predasi
|
-
|
0
|
+
|
-
|
Obligatori bagi A, B tuan rumah
|
Keterangan : + Populasi tumbuh
- Populasi menurun
0 Pertumbuhan populasi tidak terpengaruh
1.
Netralisme
Netralisme
merupakan tipe interaksi interspesifik yang di kenali sehari-hari dimana populasi yang bekerja sama seolah-olah
tidak saling terpengaruh, walau sesungguhnya semacam kerja sama tersenglenggara
sangat halus.
2.
Kompetisi
Kompetisi
merupakan tipe interaksi interspesifik antara dua individu atau spesies yang
berebut sumber daya yang terbatas seperti pakan, air, ruang untuk sarang dan
lain-lain.Pihak yang lebih efisien memanfaatkan sumber dayanya untuk bertahan,
dan yang lainya tersingkir.fenomena ini di sebut prinsip pemikiran kompetitif
(competitive)
Kesimpulanya,
kompetisi untuk memperebutkan sumber-sumber daya ekosistem merupakan faktor
utama dalam pengendalian populasi. Tidak ada populasi yang mampu bertahan
dengan kerapatan tinggi, individu yang tidak mampu memanfaatkan sumber-sumber
daya lingkungan akan tersingkir.
3.
Mutualisme dan Protokooperasi
Mutualisme
di sebut juga simbiosa yang merupakan interaksi obligatori (wajib) yang di
perlukan oleh kedua belah pihak yang berinteraksi karena keduanya saling
memerlukan.
Sedangkan
protokooperasi memiliki pengaruh yang sama terhadap populasi yaitu saling
memerlukan namun kadar interaksi protokooperasi kurang atau tidak bersifat
obligatori bagi kedua pihak.
4.
Komensalisme
Interaksi
antara individu yang memberikn keuntungan kepada salah satu individu jenis
populasi, sementara yang lain tidak memperoleh keuntungan apa-apa namun tidak
dirugikan (Setiyadi,1889).
5.
Anemsalisme.
Anemsalisme
merupakan kebalikan dari komensalisme. Ini menunjukan adanya hubungan antara
individu-individu populasi ke satu merasa di rugikan (tetapi sesat) dan organisme populasi lain tidak di rugikan
(netral). amensalisme merupakan persaingan dalam bentuk yang lemah. Contohnya
adalah proses Allelopathy dimana pada jenis tumbuhan tertentu ada yang
dapat mengahsilkan senyawa kimia tertentu dan dapat berpengaruh/ menghalangi
pertumbuhan jenis tumbuhannya.
6.
Parasitisme
Parasitisme merupakan
proses interaksi antara dua jenis populasi dimana satu jenis mendapat ke
untungan, dalam hal ini di sebut parasit sedangkan yang kedua menderita
kerugian (sebagai inang)
7.
Pemangsaan atau Predator
Pada
tipe interaksi ini salah satu spesies menjadi pakan lawan spesies interaksinya.
Proses ini fundamental terhadap rantai pakan di atas jenjang autotropik.akibat
proses mangsa-memangsa jumlah populasi mangsa berkurang, tetapi mekanisme
putaran umpan balik komunitas dapat mengendalikan jumlah populasi pemangsa.s
2.2 Jagung
Tanaman jagung berasal
dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar
daerah tersebut.Jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu
ketat, jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah
yang agak kering.
Tanaman jagung merupakan
tanaman semusim yang termasuk dalam ordo
Tripsaceae, famili Poaceae, subfamili Panicoidae dan genus Zea. Tanaman
jagung memiliki akar serabut dengan tiga
tipe akar, yaitu akar seminal yang rumbuh dari
radikula dan embrio, akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah, dan
akar udara (brace root) (Sudjana et.
al., 1991). Batang jagung berbentuk silindris dan terdir dari sejumlah ruas dan buk, dengan panjang
yang berbeda-beda tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh (Goldsworthy
dan Fischer, 1992). Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26
C dengan curah hujan 500-1500 mm per
tahun. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok
sekitar 30C. Jagung dapat tumbuh di semua jenis tanah,
tanah berpasir maupun tanah liat berat.
Namun tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada
tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan pH tanah 5,5-7,0 (Suprapto
dan Marzuki, 2002).
Pertumbuhan tanaman
jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi,
pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji yang kurang
baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Saat panen jagung yang jatuh pada musim
kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu
pemasakan biji dan pengeringan hasil. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan
aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
III. METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Teknologi
Industri Pertanian, Politeknik Industi Tanah Laut. Tempat praktikum yang
digunakan sebagai tempat pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan di samping
gedung laboratorium, di dalam lemari laboratorium, disudut ruangan
laboratorium, dan di toilet Politeknik Industri tanah laut. Tempat pengukuran
biomassa tumbuhan dilakukan di dalam laboratorium ekologi.Pengamatan ini
dilakukan selama 21 hari dari
tanggal 25 Maret 2011 hingga 15
April 2011
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam pengamatan ini adalah polybag, sekop, penggaris, luxmeter, soil
tester, termometer, timbangan , gunting dan alat tulis.
Bahan
yang digunakan adalah tanah gembur, biji jagung, biji kacang hijau, dan air
keran untuk menyiram.
3.3 Prosedur Kerja
1 Tahap persiapan
Ditentukan
lokasi untuk tempat pengambilan tanah. Tanah
yang diambil dimasukan ke dalam polybag kurang lebih tiga perempat dari
isi polybag. Kemudian setiap polybag
diberi tanda. Polybag yang telah diisi tanah di diletakan di samping gedung
laboratorium yang kemudian dilakukan pengukuran faktor fisik diantaranya pH
tanah, suhu tanah, kelembaban udara, intensitas cahaya, temperatur udara dan
kelembaban tanah.
Sebelum
biji-biji yang telah disiapkan ditanam sebaiknya dilakukan pemilihan terlebih
dahulu. Dipilih biji yang paling bagus dan baik untuk di tanam.
2 Tahap Penanaman
Biji-biji
yang sudah dipilih dengan baik kemudian ditanam di dalam polybag yang telah
disiapkan. Pola penanaman disesuaikan dengan yang ditentukan di dalam modul
praktikum. Setiap polybag yang telah ditanami biji ditandai dengan menggunakan
kertas label. Pada polybag 1 ditanami satu biji jagung/kacang hijau, pada
polybag 2 ditanami 2 biji jagung/kacang hijau, pada polybag 3 ditanami 4 biji
jagung/kacang hijau, pada polybag 4 ditanami 8 biji jagung/kacang hijau, pada
polybag 5 ditanam 1 biji jagung dan 1 biji kacang hijau, pada polybag 6
ditanami 2 biji jagung dan 2 biji kacang hijau, dan pada polybag 7 ditanam 4
biji jagung dan 4 biji kacang hijau. Jarak masing-masing biji diatur sedemikian
rupa sehingga tidak terlalu berdekatan. Semua tanaman disiram setiap hari
sebanyak 30ml.
Berikut adalah
pola penanaman biji jagunmg dan kacang hijau
3 Pengamatan
Pengamatan
dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala yaitu 3 hari
sekali. Data yang didapat dicatat dan disusun berdasarkan hari atau tanggal
pengamatannya hingga waktu panen tiba yaitu setelah sekitar satu bulan. Pada
saat panen dilakukan pengukuran faktor fisik akhir seperti yang dilakukan di
awal.
Tanaman
yang dipanen dipisahkan setiap plot dan setiap jenisnya kemudian ditimbang
berat basahnya dengan menggunakan timbangan, dicatat data yang diperoleh.
4 Analisis Data
Analisis data terhadap faktor fisik
dilakukan dengan melakukan pengukuran faktor fisik sebelum tanam dan setelah
panen dengan menggunakan alat-alat yang telah disediakan seperti luxmeter untuk mengukur intensitas
cahaya, soil tester untuk mengukur pH tanah dan kelembaban tanah,
termometer untuk mengukur suhu tanah , dan sling untuk mengukur kelembaban
udara
Sedangkan untuk data hasil pengamatan terhadap tumbuhan disajikan dalam
bentuk grafik. Grafik yang disajikan didapat dari hasil pengukuran yang
dilakukan secara bertahap, hasil pengukuran di catat dalam bentuk tabel. Data
yang di tulis dalam bentuk tabel berasal dari hasil pengukuran pertambahan
tinggi tanaman selama kurang lebih 2 minggu. Pemanenan tanaman hanya dilakukan
pada bagian tumbuhan diatas permukaan tanah(taruk).
Untuk pengukuran biomassa hasil panen dilakukan dengan menimbang setiap
tanaman secara terpisah. Dan dihitung pula jumlah tanaman yang ada untuk
menetukan rata-rata biomassa setiap spesies.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1
Pengukuran Faktor Fisik
No
|
Faktor
|
Awal
|
Akhir
|
1
|
pH tanah
|
7
|
5.7
|
2
|
Suhu tanah
|
220C
|
26.50C
|
3
|
Kelembaban udara
|
-
|
-
|
4
|
Intensitas cahaya
|
-
|
-
|
5
|
Temperature udara
|
300C
|
320C
|
6
|
Kelembaban tanah
|
-
|
-
|
Hasil pengamatan :
28 Maret 2011
1. Kamar mandi : 2 kedelai :
7cm dan 8,5cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
2. Sudut : 2 kedelai :
8cm dan 0cm
3. Lemari : 2 Kedelai :
1cm dan 0cm
4. Luar : 2
Jagung : 0cm – 0cm
4 Jagung :
2cm,0cm dan 2,5cm,0cm
8 Jagung :
4cm, 2cm,0cm,0cm dan 3cm,2,5cm,0cm,0cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
4 kedelai :
0cm,0cm, dan 0cm,0cm
8 kedelai :
0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
2 jag 2 ked :
5cm dan 2cm , 0cm dan 0cm
4 jag 4ked :
2cm, 0cm dan 0cm, 0cm
31 Maret 2011
1. Kamar mandi : 2 kedelai :
15cm dan 18,5cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
2. Sudut : 2 kedelai :
18cm dan 0cm
3. Lemari : 2 Kedelai :
1cm dan 0cm
4. Luar : 2
Jagung : 0cm – 0cm
4 Jagung :
4cm,0cm dan 5cm,0cm
8 Jagung :
8cm, 5cm,0cm,0cm dan 7cm,5cm,0cm,0cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
4 kedelai :
0cm,0cm, dan 0cm,0cm
8 kedelai :
0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
2 jag 2 ked :
11cm dan 5cm , 0cm dan 0cm
4 jag 4ked :
5cm, 0cm dan 0cm, 0cm
3 April 2011
1. Kamar mandi : 2 kedelai :
18cm dan 20cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
2. Sudut : 2 kedelai :
20cm dan 0cm
3. Lemari : 2 Kedelai :
1cm dan 0cm
4. Luar : 2
Jagung : 0cm – 0cm
4 Jagung :
5cm,0cm dan 8,3cm,0cm
8 Jagung :
10,3cm, 6,5cm,0cm,0cm dan 9,3cm,8cm,0cm,0cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
4 kedelai :
0cm,0cm, dan 0cm,0cm
8 kedelai :
0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
2 jag 2 ked :
15cm dan 7cm , 0cm dan 0cm
4 jag 4ked :
8cm, 11cm dan 0cm, 0cm
6 April 2011
1. Kamar mandi : 2 kedelai :
30cm dan 21cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
2. Sudut : 2 kedelai :
30cm dan 0cm
3. Lemari : 2 Kedelai :
1cm dan 0cm
4. Luar : 2
Jagung : 0cm – 0cm
4 Jagung :
6cm,0cm dan 9cm,0cm
8 Jagung :
20cm, 10cm,0cm,0cm dan 15cm,8cm,0cm,0cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
4 kedelai :
0cm,0cm, dan 0cm,0cm
8 kedelai :
0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
2 jag 2 ked :
30cm dan 6cm , 0cm dan 0cm
4 jag 4ked :
26cm, 13cm dan 0cm, 0cm
9 April 2011
1. Kamar mandi : 2 kedelai :
31cm dan 21,5cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
2. Sudut : 2 kedelai :
30,5cm dan 0cm
3. Lemari : 2 Kedelai :
1cm dan 0cm
4. Luar : 2
Jagung : 0cm – 0cm
4 Jagung :
30cm,0cm dan 9,5cm,0cm
8 Jagung :
20cm, 10cm,0cm,0cm dan 15cm,8cm,0cm,0cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
4 kedelai :
0cm,0cm, dan 0cm,0cm
8 kedelai :
0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
2 jag 2 ked :
30,5cm dan 7cm , 0cm dan 0cm
4 jag 4ked :
28cm, 15cm dan 0cm, 0cm
12 April 2011
1. Kamar mandi : 2 kedelai :
32cm dan 25cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
2. Sudut : 2 kedelai :
33cm dan 0cm
3. Lemari : 2 Kedelai :
1cm dan 0cm
4. Luar : 2
Jagung : 0cm – 0cm
4 Jagung :
36cm,0cm dan 10cm,0cm
8 Jagung :
38cm, 12cm,0cm,0cm dan 17cm,9cm,0cm,0cm
2 kedelai :
0cm dan 0cm
4 kedelai :
0cm,0cm, dan 0cm,0cm
8 kedelai :
0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
2 jag 2 ked :
41cm dan 9cm , 0cm dan 0cm
4 jag 4ked :
29cm, 16cm dan 0cm, 0cm
Berat :
Kamar mandi : 0,50 gr
Sudut : 0,14 gr
8 jagung : 1,77 gr
4 jagung ; 1,74 gr
2 Jagung : 4,36 gr
4.2 Pembahasan
Faktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan
tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah,
oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan
terdapat pula faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
dari tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal tersebut diantaranya adalah
keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah, kelembaban
tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di
suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.
Pada percobaan ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji
jagung yang di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan yang berbeda pada setiap polybag. Semua polybag diberi perlakuan yang sama
dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Perlakuan
ini bertujuan untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang
lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 2 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi
tanaman dilakukan dalam jangka waktu 3 hari 1 kali sampai tanaman dipanen.
Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan jenis atau
tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal
kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan). Dan
setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan
sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus
bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap
plotnya bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan
melihat perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada umumnya kecepatan
perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu
untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu
akan menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar,
mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih besar
tumbuhnya (Indriyanti, 2006)
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat
faktor-faktor yang mengukung hal tersebut terjadi. Beberapa hal yang berpengaruh
terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan
faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu
tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
Catatan :
1.
Kedelai
tidak tumbuh karena saat penanaman, kedelai terlalu ditekan
2.
Kadang
bibit lupa disiram
3
Sampel
lain hilang, jadi tidak bisa ditimbang
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang
dilakukan terhadap tanaman jagung dan kacang hijau selama kurang lebih 21 hari maka dapat disimpulkan bahwa :
Ø Semakin rapat jarak suatu tanaman maka
pertumbuhannya akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan sumberdaya
pun semakin ketat.
Ø Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan
intraspesifik dan interspesifik adalah luasnya lahan tanam, jenis tanaman,
kepadatan tumbuhan, dan waktu lamanya tanaman sejenis hidup.
Ø Cepat atau lambatnya perkecambahan pada
tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.
Ø Terjadinya persaingan atau kompetisi dapat
menyebabkan tanaman mati
Ø Semakin bibit ditekan semakin menghambat
pertumbuhan
5.2 Saran
Saran ini lebih kami tujukan
kepada kami mahasiswa sendiri, agar bisa lebih ketat menjaga bahan praktikum
kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar