Jumat, 20 Januari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPETISI TANAMAN


I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di alam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling berinteraksi dengan organisme yang lainnya.Begitupun yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis.Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif.Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau.Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition) atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference competition).Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individuyang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik.
Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain.
Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan.di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor  antara lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan mengetahui faktor penentu apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman jagung dan kacang hijau yang di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya.
1.2  Tujuan
Ø  Untuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor-faktor Biotik dalam Interaksi Populasi
Faktor yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah faktor biotik lingkungan yang pada dasarnya bersifat acak tidak langsung terkait dengan perubahan komunitas, terutama faktor iklim dan curah hujan.Banyak data mengarahkan perubahan acak iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi.Perubahan yang cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya poipulasi dapat mati kalau tidak cocok.
Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi pengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai kepada variasai.
Jika pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait dengan factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan mampu menciptakan stabilitas populasi.

2.2 Persaingan dalam komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis.Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi.Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1        Persaingan aktivitas
2        Persaingan sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
  1. Perbedaan unsur hara
  2. Perbedaan sebab – sebab kematian
  3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
  4. Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.

Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
  1. Jenis tanaman
Factor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara.Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
  1. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
  1. Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas).Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
  1. Waktu
Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama.Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.

Berikut adalah tabel pengaruh interaksi populasi A vs B terhadap kelangsungan kehidupan pertumbuhan populasi

No
Tipe interaksi
Tidak berinteraksi
Apabila berinteraksi
Hasil interaksi
A
B
A
B
1
Netralisme
0
0
0
0
Tidak ada yang terpengaruh
2
Kompetisi
0
0
-
-
Yang paling terpengaruh punah
3
Mutualisme
-
-
+
+
Obligatori bagi kedua populasi
4
Protokooperasi
0
0
+
+
Menguntungkan keduabelah pihak namun tidak obligatori
5
Komensalisme
-
0
+
0
Obligatori bagi A, B tidak terpengaruh
6
Amensalisme
0
0
-
0
A tuan rumah, B tak terpengaruh
7
Parasitisme
-
0
+
-
Obligatori bagi A, B tuan rumah
8
Predasi
-
0
+
-
Obligatori bagi A, B tuan rumah
Keterangan : + Populasi tumbuh
-    Populasi menurun
0  Pertumbuhan populasi tidak terpengaruh
1. Netralisme
Netralisme merupakan tipe interaksi interspesifik yang di kenali sehari-hari  dimana populasi yang bekerja sama seolah-olah tidak saling terpengaruh, walau sesungguhnya semacam kerja sama tersenglenggara sangat halus.
2. Kompetisi
Kompetisi merupakan tipe interaksi interspesifik antara dua individu atau spesies yang berebut sumber daya yang terbatas seperti pakan, air, ruang untuk sarang dan lain-lain.Pihak yang lebih efisien memanfaatkan sumber dayanya untuk bertahan, dan yang lainya tersingkir.fenomena ini di sebut prinsip pemikiran kompetitif (competitive)
Kesimpulanya, kompetisi untuk memperebutkan sumber-sumber daya ekosistem merupakan faktor utama dalam pengendalian populasi. Tidak ada populasi yang mampu bertahan dengan kerapatan tinggi, individu yang tidak mampu memanfaatkan sumber-sumber daya lingkungan akan tersingkir.
3. Mutualisme dan Protokooperasi
Mutualisme di sebut juga simbiosa yang merupakan interaksi obligatori (wajib) yang di perlukan oleh kedua belah pihak yang berinteraksi karena keduanya saling memerlukan.
Sedangkan protokooperasi memiliki pengaruh yang sama terhadap populasi yaitu saling memerlukan namun kadar interaksi protokooperasi kurang atau tidak bersifat obligatori bagi kedua pihak.
4. Komensalisme
Interaksi antara individu yang memberikn keuntungan kepada salah satu individu jenis populasi, sementara yang lain tidak memperoleh keuntungan apa-apa namun tidak dirugikan (Setiyadi,1889).
5. Anemsalisme.
Anemsalisme merupakan kebalikan dari komensalisme. Ini menunjukan adanya hubungan antara individu-individu populasi ke satu merasa di rugikan (tetapi sesat) dan  organisme populasi lain tidak di rugikan (netral). amensalisme merupakan persaingan dalam bentuk yang lemah. Contohnya adalah proses Allelopathy dimana pada jenis tumbuhan tertentu ada yang dapat mengahsilkan senyawa kimia tertentu dan dapat berpengaruh/ menghalangi pertumbuhan jenis tumbuhannya.

6. Parasitisme
Parasitisme merupakan proses interaksi antara dua jenis populasi dimana satu jenis mendapat ke untungan, dalam hal ini di sebut parasit sedangkan yang kedua menderita kerugian (sebagai inang)
7. Pemangsaan atau Predator
            Pada tipe interaksi ini salah satu spesies menjadi pakan lawan spesies interaksinya. Proses ini fundamental terhadap rantai pakan di atas jenjang autotropik.akibat proses mangsa-memangsa jumlah populasi mangsa berkurang, tetapi mekanisme putaran umpan balik komunitas dapat mengendalikan jumlah populasi pemangsa.s 

2.2 Jagung
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut.Jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat, jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering.
Tanaman jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam ordo  Tripsaceae, famili Poaceae, subfamili Panicoidae dan genus Zea. Tanaman jagung  memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang rumbuh dari  radikula dan embrio, akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah, dan akar  udara (brace root) (Sudjana et. al., 1991). Batang jagung berbentuk silindris dan  terdir dari sejumlah ruas dan buk, dengan panjang yang berbeda-beda tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh (Goldsworthy dan Fischer, 1992). Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26 C dengan curah hujan  500-1500 mm per tahun. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30C. Jagung dapat tumbuh di semua jenis tanah, tanah  berpasir maupun tanah liat berat. Namun tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada  tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan pH tanah 5,5-7,0 (Suprapto dan Marzuki, 2002).  
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.


III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Industi Tanah Laut. Tempat praktikum yang digunakan sebagai tempat pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan di samping gedung laboratorium, di dalam lemari laboratorium, disudut ruangan laboratorium, dan di toilet Politeknik Industri tanah laut. Tempat pengukuran biomassa tumbuhan dilakukan di dalam laboratorium ekologi.Pengamatan ini dilakukan selama 21  hari dari tanggal 25 Maret 2011 hingga 15 April 2011

3.2 Alat dan Bahan
           Alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah polybag, sekop, penggaris, luxmeter, soil tester, termometer, timbangan , gunting dan alat tulis.
           Bahan yang digunakan adalah tanah gembur, biji jagung, biji kacang hijau, dan air keran untuk menyiram.

3.3 Prosedur Kerja
1 Tahap persiapan
           Ditentukan lokasi untuk tempat pengambilan tanah. Tanah  yang diambil dimasukan ke dalam polybag kurang lebih tiga perempat dari isi polybag. Kemudian setiap  polybag diberi tanda. Polybag yang telah diisi tanah di diletakan di samping gedung laboratorium yang kemudian dilakukan pengukuran faktor fisik diantaranya pH tanah, suhu tanah, kelembaban udara, intensitas cahaya, temperatur udara dan kelembaban tanah.
           Sebelum biji-biji yang telah disiapkan ditanam sebaiknya dilakukan pemilihan terlebih dahulu. Dipilih biji yang paling bagus dan baik untuk di tanam.
2 Tahap Penanaman
           Biji-biji yang sudah dipilih dengan baik kemudian ditanam di dalam polybag yang telah disiapkan. Pola penanaman disesuaikan dengan yang ditentukan di dalam modul praktikum. Setiap polybag yang telah ditanami biji ditandai dengan menggunakan kertas label. Pada polybag 1 ditanami satu biji jagung/kacang hijau, pada polybag 2 ditanami 2 biji jagung/kacang hijau, pada polybag 3 ditanami 4 biji jagung/kacang hijau, pada polybag 4 ditanami 8 biji jagung/kacang hijau, pada polybag 5 ditanam 1 biji jagung dan 1 biji kacang hijau, pada polybag 6 ditanami 2 biji jagung dan 2 biji kacang hijau, dan pada polybag 7 ditanam 4 biji jagung dan 4 biji kacang hijau. Jarak masing-masing biji diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berdekatan. Semua tanaman disiram setiap hari sebanyak 30ml.
Berikut adalah pola penanaman biji jagunmg dan kacang hijau






3 Pengamatan
           Pengamatan dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala yaitu 3 hari sekali. Data yang didapat dicatat dan disusun berdasarkan hari atau tanggal pengamatannya hingga waktu panen tiba yaitu setelah sekitar satu bulan. Pada saat panen dilakukan pengukuran faktor fisik akhir seperti yang dilakukan di awal.
           Tanaman yang dipanen dipisahkan setiap plot dan setiap jenisnya kemudian ditimbang berat basahnya dengan menggunakan timbangan, dicatat data yang diperoleh.

4 Analisis Data
            Analisis data terhadap faktor fisik dilakukan dengan melakukan pengukuran faktor fisik sebelum tanam dan setelah panen dengan menggunakan alat-alat yang telah disediakan  seperti luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya, soil tester untuk mengukur pH tanah dan kelembaban tanah, termometer untuk mengukur suhu tanah , dan sling untuk mengukur kelembaban udara
Sedangkan untuk data hasil pengamatan terhadap tumbuhan disajikan dalam bentuk grafik. Grafik yang disajikan didapat dari hasil pengukuran yang dilakukan secara bertahap, hasil pengukuran di catat dalam bentuk tabel. Data yang di tulis dalam bentuk tabel berasal dari hasil pengukuran pertambahan tinggi tanaman selama kurang lebih 2 minggu. Pemanenan tanaman hanya dilakukan pada bagian tumbuhan diatas permukaan tanah(taruk).
Untuk pengukuran biomassa hasil panen dilakukan dengan menimbang setiap tanaman secara terpisah. Dan dihitung pula jumlah tanaman yang ada untuk menetukan rata-rata biomassa setiap spesies.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1 Pengukuran Faktor Fisik
No
Faktor
Awal
Akhir
1
pH tanah
7
5.7
2
Suhu tanah
220C
26.50C
3
Kelembaban udara
-
-
4
Intensitas cahaya
-
-
5
Temperature udara
300C
320C
6
Kelembaban tanah
-
-




Hasil pengamatan :
28 Maret 2011
1. Kamar mandi          :  2 kedelai       : 7cm dan 8,5cm
                                       2 kedelai       : 0cm dan 0cm
2. Sudut                      :  2 kedelai       : 8cm dan 0cm
3. Lemari                     :  2 Kedelai      : 1cm dan 0cm
4. Luar                         : 2 Jagung        : 0cm – 0cm
                                      4 Jagung        : 2cm,0cm dan 2,5cm,0cm
                                      8 Jagung        : 4cm, 2cm,0cm,0cm dan 3cm,2,5cm,0cm,0cm
                                      2 kedelai        : 0cm dan 0cm
                                      4 kedelai        : 0cm,0cm, dan 0cm,0cm
                                      8 kedelai        : 0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
                                     2 jag 2 ked     : 5cm dan 2cm , 0cm dan 0cm
                                     4 jag 4ked      : 2cm, 0cm dan 0cm, 0cm
31 Maret 2011
1. Kamar mandi          :  2 kedelai       : 15cm dan 18,5cm
                                       2 kedelai       : 0cm dan 0cm
2. Sudut                      :  2 kedelai       : 18cm dan 0cm
3. Lemari                     :  2 Kedelai      : 1cm dan 0cm
4. Luar                         : 2 Jagung        : 0cm – 0cm
                                      4 Jagung        : 4cm,0cm dan 5cm,0cm
                                      8 Jagung        : 8cm, 5cm,0cm,0cm dan 7cm,5cm,0cm,0cm
                                      2 kedelai        : 0cm dan 0cm
                                      4 kedelai        : 0cm,0cm, dan 0cm,0cm
                                      8 kedelai        : 0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
                                     2 jag 2 ked     : 11cm dan 5cm , 0cm dan 0cm
                                     4 jag 4ked      : 5cm, 0cm dan 0cm, 0cm

3 April 2011
1. Kamar mandi          :  2 kedelai       : 18cm dan 20cm
                                       2 kedelai       : 0cm dan 0cm
2. Sudut                      :  2 kedelai       : 20cm dan 0cm
3. Lemari                     :  2 Kedelai      : 1cm dan 0cm
4. Luar                         : 2 Jagung        : 0cm – 0cm
                                      4 Jagung        : 5cm,0cm dan 8,3cm,0cm
                                      8 Jagung        : 10,3cm, 6,5cm,0cm,0cm dan 9,3cm,8cm,0cm,0cm
                                      2 kedelai        : 0cm dan 0cm
                                      4 kedelai        : 0cm,0cm, dan 0cm,0cm
                                      8 kedelai        : 0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
                                     2 jag 2 ked     : 15cm dan 7cm , 0cm dan 0cm
                                     4 jag 4ked      : 8cm, 11cm dan 0cm, 0cm
6 April 2011
1. Kamar mandi          :  2 kedelai       : 30cm dan 21cm
                                       2 kedelai       : 0cm dan 0cm
2. Sudut                      :  2 kedelai       : 30cm dan 0cm
3. Lemari                     :  2 Kedelai      : 1cm dan 0cm
4. Luar                         : 2 Jagung        : 0cm – 0cm
                                      4 Jagung        : 6cm,0cm dan 9cm,0cm
                                      8 Jagung        : 20cm, 10cm,0cm,0cm dan 15cm,8cm,0cm,0cm
                                      2 kedelai        : 0cm dan 0cm
                                      4 kedelai        : 0cm,0cm, dan 0cm,0cm
                                      8 kedelai        : 0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
                                     2 jag 2 ked     : 30cm dan 6cm , 0cm dan 0cm
                                     4 jag 4ked      : 26cm, 13cm dan 0cm, 0cm

9 April 2011
1. Kamar mandi          :  2 kedelai       : 31cm dan 21,5cm
                                       2 kedelai       : 0cm dan 0cm
2. Sudut                      :  2 kedelai       : 30,5cm dan 0cm
3. Lemari                     :  2 Kedelai      : 1cm dan 0cm
4. Luar                         : 2 Jagung        : 0cm – 0cm
                                      4 Jagung        : 30cm,0cm dan 9,5cm,0cm
                                      8 Jagung        : 20cm, 10cm,0cm,0cm dan 15cm,8cm,0cm,0cm
                                      2 kedelai        : 0cm dan 0cm
                                      4 kedelai        : 0cm,0cm, dan 0cm,0cm
                                      8 kedelai        : 0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
                                     2 jag 2 ked     : 30,5cm dan 7cm , 0cm dan 0cm
                                     4 jag 4ked      : 28cm, 15cm dan 0cm, 0cm
12 April 2011
1. Kamar mandi          :  2 kedelai       : 32cm dan 25cm
                                       2 kedelai       : 0cm dan 0cm
2. Sudut                      :  2 kedelai       : 33cm dan 0cm
3. Lemari                     :  2 Kedelai      : 1cm dan 0cm
4. Luar                         : 2 Jagung        : 0cm – 0cm
                                      4 Jagung        : 36cm,0cm dan 10cm,0cm
                                      8 Jagung        : 38cm, 12cm,0cm,0cm dan 17cm,9cm,0cm,0cm
                                      2 kedelai        : 0cm dan 0cm
                                      4 kedelai        : 0cm,0cm, dan 0cm,0cm
                                      8 kedelai        : 0cm, 0cm, 0cm, 0cm, dan 0cm,0cm, 0cm,0cm
                                     2 jag 2 ked     : 41cm dan 9cm , 0cm dan 0cm
                                     4 jag 4ked      : 29cm, 16cm dan 0cm, 0cm

Berat :
Kamar mandi : 0,50 gr
Sudut              : 0,14 gr
8 jagung          : 1,77 gr
4 jagung          ; 1,74 gr
2 Jagung          : 4,36 gr

4.2 Pembahasan
Faktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah, oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan terdapat pula faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah, kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.
Pada percobaan ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji jagung yang di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan  yang berbeda pada setiap polybag.  Semua polybag diberi perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 2 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan dalam jangka waktu 3 hari 1 kali sampai tanaman dipanen. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan). Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006)
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung hal tersebut terjadi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
Catatan :
1.      Kedelai tidak tumbuh karena saat penanaman, kedelai terlalu ditekan
2.      Kadang bibit lupa disiram
3        Sampel lain hilang, jadi tidak bisa ditimbang



V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman jagung dan kacang hijau selama kurang lebih 21 hari maka dapat disimpulkan bahwa :
Ø  Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan sumberdaya pun semakin ketat.
Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah luasnya lahan tanam, jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, dan waktu lamanya tanaman sejenis hidup.
Ø  Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.
Ø  Terjadinya persaingan atau kompetisi dapat menyebabkan tanaman mati
Ø  Semakin bibit ditekan semakin menghambat pertumbuhan

5.2 Saran
Saran ini lebih kami tujukan kepada kami mahasiswa sendiri, agar bisa lebih ketat menjaga bahan praktikum kami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar